Kehidupan

Ada banyak hal yang bisa kita telusuri dari kehidupan, salah satunya mengenai memiliki dan kehilangan Dua hal yang memiliki keterkaitan, ketika memiliki pasti ada kehilangan itu menjadi hal yang paten Ibarat dari sebuah barang semisal kita memiliki ya

Lanjutin cerita kemarin, semenjak buat blog jadi pengen terus2an bikin tulisan padahal pada masa itu mau buka laptop ga bisa tiap saat ada jam tertentu yang ga bisa seenaknya kita tentuin. Karena kami tinggal di asrama jadi pasti ada aturan tertentu yang harus kami patuhi.  Jam buka laptop itu pagi kalau mau bawa ke sekolah sampai sore nanti kalau udah balik lagi ke asrama laptop harus dibalikin sebelum Maghrib, nanti kalau mau pinjem lagi boleh habis isya'. Kadang kalau masih ada tugas yang harus kita browsing atau emang harus ngetik kalau besok ada presentasi, bikin ppt kami boleh ambil laptop. Kadang ditengah2 ngerjain tugas kepikiran buat buka blog, penasaran namanya baru bikin kira2 ada yang liat blogku ada yang liat ga ya (wkw alay banget jaman dulu😆)  Terus lanjut nugas lagi sampai udah hampir jam 9 laptop udah harus segera balik ke tempat karena ada waktu dimana kita harus ontime buat balikin. Tiap ada kesempatan pegang laptop pasti sesekali ngecek blog karena namanya...

Ada salah seorang pembicara menanyakan Apakah kalian sedih ramadhan akan pergi? Jamaah menjawab dengan lantang

selalu ada cerita ketika kita melakukan perjalanan, kali ini perjalanan kami lakukan dadakan dengan persiapan seadanya, tak lupa keriweuhan yang ada. saya yang tidak terbiasa dengan dadakan tentu merasa sulit jika melakukan perjalanan tanpa persiapan. belum lagi suara suara radio rusak dariku yang merasa kesal karena harus melakukan perjalanan dadakan ini. tapi terkadang aku merindukan perjalanan seperti ini, meskipun dengan keriweuhan itu membuatku merasa hariku tidak terlewat begitu saja tanpa ada kegiatan yang ku lakukan. justru akan merasa kosong saat hari libur tak ku gunakan untuk beraktivitas/melakukan perjalanan. terkadang saat menaiki kendaraan umum apapun itu aku berpikir, setiap orang pasti memiliki tujuan dari masing-masing perjalanannya, namun mereka begitu pasrah dan yakin akan perjalanannya padahal mereka tidak tahu siapa yang mengemudi kendaraannya.. yang aneh terkadang kita meragukan kehidupan yang sejatinya sudah ada yang mengatur, kita meraguk...

Pergi tidak berarti tega, ada banyak hal yang menjadi pertimbanganku selama ini untuk bisa melepas adik-adikku yang sedang berjuang untuk terus berkontribusi di dalam masjid. banyak sekali hal yang membuat resah bahkan meskipun aku berusaha untuk meninggalkannya aku tidak bisa melepasnya begitu saja tetap ku pantau dari via WhatsApp dan masih tetap aku lihat perkembangannya di dalam grup. jujur memikirkan ini membuat diriku sendiri bingung dan sampai tadi malam pun aku masih memikirkan untuk berangkat pagi-pagi buta untuk memastikan apakah mereka baik-baik aja, sulit jujur sangat sulit untuk meninggalkan mereka, tapi percayalah! ini akan menjadi pembelajaran untuk nantinya