Semua pasti akan memiliki pasangan, hanya Dzat Allah yang memiliki Al Witr (Esa, Satu, Tak ada Duanya)
Begitupula dengan pertemuan pasti ada perpisahan. Orang bisa memulai tapi belum tentu bisa mengakhiri. Hari ini terjadi yang namanya perpisahan, sebenarnya belum tiba benar-benar akan berpisah, namun kebersamaan yang ada didalam kelas mungkin esok tak lagi sama.
Kami mengadakan haflah (makan-makan) sebelumnya diawali dengan Dhuha, ice breaking, Cerita kisah anak desa yang memiliki impian yang tak dipercaya oleh gurunya.
Entah mengapa terasa berbeda saat kami melewati hari ini, begitu cepat. Akhir pertemuan kami makan nasi goreng bersama, kebersamaan yang tak terulang.
Diakhir ustadzah mengucapkan kata maaf, dan terimakasih. Sulit sekali untuk menahan tangis, tapi saat itu aku mencoba untuk mengalihkan untuk memotret kebersamaan dengan mengabadikan gambar. Namun tiba saatnya bersalam-salaman air mata yang sudah terbendung ini menetes deras. Aku tak sanggup lagi menahan, Ya Rabb setiap ada momen bersalam-salaman selalu ada tangis yang pecah. Aku merasa momen ini sangat mengharukan, bahkan salah seorang anak yang sering rame saat pelajaran melihatku sambil menahan tangis (saat menulis ini jadi pengen nangis lagi wkw)
Maafkan usth atas setiap khilaf, usth sering marah, menegur, kadang emosi naik-turun, labil, banyak banget salah usth ke kalian. Usth yakin kelak kalian menjadi anak yang shalihah, memberikan kebermanfaatan untuk setiap insan yang kalian temui, insyaaAllah. bi idznillah.
Semoga kelak kalian dikelas selanjutnya bisa lebih banyak belajar, tambah rajin, semangat belajar.
Terimakasih atas setiap pembelajaran yang usth dapatkan selama satu tahun ini.
Ay
Selasa, 11 Juni 2024
20.33 (ditengah suara mengaji)
Komentar
Posting Komentar