![]() |
hellosemarang.com |
Berbicara soal Semarang, kota yang satu ini merupakan kota terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung. Selain itu, kota yang sekaligus menjadi ibukota provinsi Jawa Tengah ini memiliki jumlah penduduk mencapai angka dua juta jiwa. Semarang mempunyai beberapa julukan, seperti Venetie van Java, Kota Atlas, The Port of Java, Semarang Pesona Asia.
Kota Semarang adalah kota yang didominasi dengan penduduk dari suku Jawa. Kabupaten Semarang terdapat makanan khas yang beragam bentuk dan jenisnya. Ada beberapa jenis makanan khas Semarang yang perlu kita tahu antara lain, Soto Bangkong, tahu gimbal, mie kopyok, nasi goreng babat gongso, garang asem, bandeng presto, tahu petis, gandos, gudangan, dan masih banyak lagi.
Salah satu makanan khas semarang yang paling terkenal adalah lumpia. Lumpia merupakan makanan khas yang sangat digemari oleh para pelancong yang mengunjungi kota yang satu ini.
![]() |
indosiana.co.id |
Selain itu Kota Lumpia menjadi julukan kota Semarang karena beragam makanan berupa lumpia terdapat di kota ini. Selain lumpia, masih ada banyak makanan khas Semarang yang secara langsung lahir di tanah Semarang maupun hasil akulturasi (percampuran) dari sejumlah budaya.
.Lumpia merupakan akulturasi 2 budaya, yakni Jawa dan Cina. Mereka menyatu dalam cita rasa. Mulanya, Tjoa Thay Joe, lelaki kelahiran provinsi Fujian Tiongkok, memutuskan untuk tinggal dan menetap di Semarang.
Lumpia semarang memiliki cita rasa yang berbeda-beda. Pertama aliran Gang Lombok (Siem Swie Kiem), kedua
aliran Jalan Pemuda (almarhum Siem Swie Hie), dan ketiga aliran Jalan Mataram
(almarhumah Siem Hwa Nio). Ketiga aliran ini berasal dari satu keluarga Siem
Gwan Sing–Tjoa Po Nio yang merupakan menantu dan putri tunggal pencipta lumpia semarang,
Tjoa Thay Yoe–Wasih.
Terakhir adalah lumpia Jalan TanggaMus (Ny. Mechtildis Tyastresna Halim).Aliran keempat adalah sejumlah bekas pegawai lumpia Jalan Pemuda, dan aliran kelima adalah orang-orang dengan latar belakang hobi kuliner yang membuat lumpia dengan resep hasil pembelajaran dari lumpia yang sudah beredar.Generasi tertua saat ini, yaitu generasi ketiga Siem Swie Kiem (68), tetap setia melayani konsumennya di kios warisan ayahnya (Siem Gwan Sing) di Gang Lombok 11.
Keistimewaan lumpia Gang Lombok ini menurut sejumlah
penggemarnya yang sempat ditemui di kios tersebut adalah racikan rebungnya
tidak berbau, juga campuran telur dan udangnya tidak amis.
Adapun generasi keempat lainnya, yaitu anak-anak dari almarhum Siem Hwa Nio (kakak perempuan dari Siem Swie Kiem) meneruskan kios ibunya di Jalan Mataram (Jalan MT Haryono) di samping membuka kios baru di beberapa tempat di Kota Semarang. Bahkan ada cucu almarhum Siem Hwa Nio sebagai generasi kelima yang membuka kios lumpia sendiri di Semarang.
Terakhir adalah lumpia Jalan TanggaMus (Ny. Mechtildis Tyastresna Halim).Aliran keempat adalah sejumlah bekas pegawai lumpia Jalan Pemuda, dan aliran kelima adalah orang-orang dengan latar belakang hobi kuliner yang membuat lumpia dengan resep hasil pembelajaran dari lumpia yang sudah beredar.Generasi tertua saat ini, yaitu generasi ketiga Siem Swie Kiem (68), tetap setia melayani konsumennya di kios warisan ayahnya (Siem Gwan Sing) di Gang Lombok 11.
![]() |
hellosemarang.com |
Adapun generasi keempat lainnya, yaitu anak-anak dari almarhum Siem Hwa Nio (kakak perempuan dari Siem Swie Kiem) meneruskan kios ibunya di Jalan Mataram (Jalan MT Haryono) di samping membuka kios baru di beberapa tempat di Kota Semarang. Bahkan ada cucu almarhum Siem Hwa Nio sebagai generasi kelima yang membuka kios lumpia sendiri di Semarang.
"Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Lomba Blog Pesona Kabupaten Semarang"
Komentar
Posting Komentar